24 Maret 2011

Wanita Ahli Surga & Ciri-Cirinya

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati. 

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ciri-ciri wanita ahli surga

Ciri-ciri Wanita Ahli Surga -Credit Image by. Haribasuki
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37).

[ AbuAfif ]

11 Maret 2011

Kehebatan Seorang Ibu


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 09 Maret 2011 jam 20:18
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Ia rela memberikan cinta kasihnya kepada orang yang dicintai,
memberikan tubuh dan hatinya untuk suami tercinta,
memberikan rahimnya untuk menampung sebuah kehidupan baru,
Ia rela mengorbankan nyawanya untuk melahirkan,
Mengorbankan semua waktu dan tenaganya untuk merawat anaknya,
tidak mengeluh saat membersihkan popok anaknya tanpa rasa jijik sekalipun,
tidak pernah mengatakan untung rugi untuk anaknya tercinta…
walau derita harus ditanggungnya karena perlakuan suaminya,
Ia tetap tersenyum dan tegar melewati hidupnya….
walau pun akhirnya suaminya meninggalkannya…

Ia tidak pernah menyesali semuanya…
Ia dengan sekuat tenaga membesarkan anaknya…
Memberi nafkah bagi anak-anaknya…
tak sekalipun terpikir untuk kembali menikah…
Tetap menjadi ibu dan ayah bagi anak-anaknya…
Tiada sedikitpun berkata tentang kesepiannya…
tiada sedikit pun mengeluhkan beratnya kehidupan…
Bekerja tanpa lelah, hanya demi anak-anakanya tercinta…
memberikan yang terbaik untuk anaknya makan dahulu…
dan menyisakan yang jelek bagi dirinya sendiri…
Dengan tangan-tangannya yang telah letih…
tetapi bersemangat memberikan kehangatan bagi anaknya…
suaranya yang merdu melantunkan kidung nyanyian yang indah,
menemani tidur anak-anaknya.

Kini aku telah dewasa,
ibuku masih tetap tegar seperti biasanya,
seorang diri tanpa suami disisinya,
menjalani hidup dengan bersyukur dan terus bersyukur,
dimatanya tetap anak-anaknya lah tumpuan hatinya,
dan di mata anak-anak, Ibulah pahlawan bagi kami…
cinta ibu yang tulus pada anaknya tak pernah padam…..
walau kerut diwajah telah tidak lagi sedikit,
tangan-tangannya yang lembut, kini telah penuh keriput,
tetapi masih memberikan kehangatan yang sama,
tetap bersahaja sampai akhir hayatnya.


Ditengah sakitnya yang parah sebelum pergi untuk selama-lamanya, Ia memberikan pesan bagi kami:

“Jangan kalian benci ayah kalian sendiri, wahai anak-anakku tercinta!”
“karena tanpanya maka kalian tidak akan pernah lahir di dunia”
“Ia lebih memilih hidupnya sendiri… tetapi bagaimanapun Ia adalah orang yang paling ku sayangi di dunia ini, dan Ia adalah ayahmu sendiri”
“Bila suatu saat Ia kembali, mohon katakan aku tidak pernah sedikitpun membencinya, rawatlah bila Ia sakit”
“Maka Ibu akan benar-benar bahagia dan selalu memberikan restu untuk kalian semua….”


Kisah renungan ini fiktif adanya,
tetapi mungkin di dunia ini ada kejadian yang persis sama dengan cerita ini.
Anda dapat melihat dan merenung, dari posisi mana anda berada.
tidak perlu di bahas panjang lebar, tetapi dapat diselami untuk di jadikan suatu pelajaran…..

09 Maret 2011

TAKUT


Siapa yang tidak merasa takut pada murka dan siksa Allah? Seperti juga rasa sakit yang mencegah manusia merusak tubuhnya sendiri, rasa takut pada Allah adalah fitrah yang mencegah manusia untuk merusak akhlaknya. Allah sudah menetap 'sanksi' untuk semua pengingkaran terhadap aturan yang sudah Dia tetapkan. Maka zina, minum minuman keras, mencuri, dll.. kita hindari demi rasa takut atas murka dan siksa Allah. Apakah dengan demikian kita sudah boleh merasa aman? Di tingkat awam ketakutan itu tentunya sudah cukup menghindarkan seseorang dari perbuatan dosa dan menjadi pemicu dari setiap kebaikan yang dilakukan.
Rasa takut ternyata tidak berhenti dalam pengertian itu. Ada jenis takut lain yang justru yang dirasakan oleh orang-orang yang alim dan shalih:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Imam Ahmad dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Aisyah radhiallahuanha, dia pernah berkata, "Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, tentang firman Allah, 'Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,' apakah dia itu orang yang berzina, minum khamer dan mencuri?" Beliau menjawab, "Bukan wahai putri Ash-Shiddiq, tetapi dia orang yang puasa, shalat dan mengeluarkan shadaqah, sedang dia takut amalnya tidak diterima." [Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Madarijus Salikin, Pustaka Al-Kautsar, 2008:174]
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pernahkah kita merasakan takut jenis itu? Takut Allah tidak menerima amal perbuatan baik kita? Aku sendiri masih sering merasa aman hanya dengan berusaha untuk menjauhi maksiat, padahal setiap pagi selalu melafalkan do'a ajaran Rasulullah di waktu pagi:
"Allahumma inni ash'aluka ilman nafi'ah, warizkan thoyyibah, wa'amalan mutaqabballan." [HR. Ibnu Majah No. 925]
Ya, Allah.. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik [halal], dan amalan yang diterima.

Rupanya inilah yang membedakan antara orang awam dan ulama. Kita yang awam ini sering sudah merasa cukup dengan beramal shalih dan terkadang riya' [sombong] dengan amalan-amalan itu dengan memamer-mamerkannya pada orang lain. Para ulama yang lurus tidak. Mereka lebih banyak menangis di sepertiga malam karena takut amalannya tidak diterima.
Jika Rasulullah yang dijamin surga saja masih senantiasa beristighfar dan memanjangkan shalat malam beliau sampai kakinya bengkak, sungguh naif jika kita merasa aman hanya dengan amalan-amalan kita yang tak seberapa ini.. amalan-amalan yang jarang disertai keyakinan atas ilmu yang seharusnya mendasari setiap ibadah kita.

Astaghfirullah.. bukakan pintu ilmu pada kami ya, Allah.. agar tumbuh rasa takut yang benar kepada-Mu.
Aamin.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...