19 November 2010

Kisah Nyata: Selalu Lolos dari Kecelakaan & Derajatnya Ditinggikan Allah


Berjalan menuju shalat berjamaah di masjid merupakan salah satu sarana memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hal itu didasarkan pada firman Allah (lihat kitab Tuhfatu al-Ahwadzi bi Syarhi Jami’ at-Turmudzi, IX/104),
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Ini adalah kisah nyata dari daerah Bekasi, Jawa Barat.
Seorang lelaki bernama Haris (ketika ditanyai tidak mau memakai nama aslinya – Red.) adalah dahulunya seorang pemuda yang jarang sekali sholat berjamaah di masjid. Ia ke masjid hanya untuk sholat Jumat atau sholat di Hari Raya Islam.
Malah dia dulu hidup identik dengan julukan ‘Playboy’. Setiap tahun dia gonta-ganti pacar. Dia juga dahulu bermain musik (drummer). Tidak pula memperhatikan sunah Rasul. Padahal dia adalah anak Pak Haji dan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid di perumahannya. Baru ketika dia kuliah, hidayah Allah menggiringnya untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah di masjid kampusnya.

Setelah selesai sholat, ada tausiah yang didengar Haris. Pemberi tausiyah itu menyebutkan hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (Shahih Muslim, V/160)

Sejak saat itulah Haris mulai memikirkan apa yang sebenarnya terkandung di dalamnya sampai-sampai Rasulullah bersabda manusia akan mendatanginya meskipun dengan merangkak. Haris pun mulai melaksanakan sholat Isya berjamaah di masjid malam harinya, dan dilanjutkan dengan Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya untuk mencoba merasakan apa yang sebenarnya dimaksud Nabi.

Selalu Lolos dari Kecelakaan
Haris saat itu masih kuliah di jurusan Sastra Inggris. Setiap kali setelah dia pulang kuliah, dia mengajar les privat bahasa Inggris baik ke anak-anak kecil maupun orang dewasa. Hampir lulus kuliah S1, dia sudah ditawarkan pekerjaan lewat telepon oleh sebuah perusahaan media untuk menjadi reporter.

Haris mulai merenungkan apakah ini yang dimaksud manfaat dari sholat Isya dan Subuh berjamaah di masjid, rezeki begitu mudah diraih tanpa susah-susah melamar sedangkan banyak temannya yang melamar ke mana-mana tapi tidak diterima.
Akhirnya Haris lulus kuliah dan sempat menjadi wartawan di perusahaan tersebut. Tetapi pekerjaan menjadi reporter sangat tidak mengenal waktu. Hari Sabtu dan Minggu harus siap-siap dipanggil kerja. Pulang selalu malam. Haris jadi jarang sholat Isya di masjid. Subuh-subuh harus sudah berangkat ke kantor kalau tidak mau telat. Sejak itu pula dia mulai meninggalkan kebiasaannya mendengarkan dan bermain musik, berpacaran, dsb. Semuanya begitu melelahkan dan tidak cocok untuk jiwa Haris yang terbiasa mengajar. Kalau sudah kelelahan, dia sering mengantuk di motor.

Beruntung Allah saat itu masih menjaganya walau Haris mulai labil dalam melaksanakan sholat berjamaah di masjid karena pekerjaannya itu. Allah sedang mengujinya. Harris pun keluar kerja agar tidak terlalu lelah, bisa berjamaah di masjid, dan berniat memulai usaha sendiri. Baru mau memulai usaha, lagi-lagi Allah sudah menjamin rizkinya sebelum dia berdagang.
Dia mendapat order menerjemahkan buku luar negeri dari sebuah penerbit yang hasilnya bisa membuat dia bertahan beberapa bulan sampai dia mendapat pekerjaaan tetap lainnya. Bekerja dari rumah membuat Haris makin rajin sholat berjamah di masjid. Dia mulai merasakan perubahan ke arah yang lebih baik dibanding dengan ketika dulu ia jarang sholat berjamaah di masjid.

Ditinggikan Derajatnya oleh Allah
Allah memuliakan orang yang mendatangi masjid. “Barangsiapa berwudhu di rumahnya kemudian dia mendatangi masjid, maka dia sebagai orang yang mengunjungi Allah, dan merupakan kewajiban bagi yang dikunjungi untuk memuliakan pengunjung-Nya.” (HR. Thabrani, VI/253, nomor 6139 dan 6145).
Haris tetap sabar dan tekun terhadap terjemahannya. Malah dia berpikir dan bersyukur masih diberi rezeki dan anugerah menerjemahkan buku seperti itu. Berkat kesabaran dan rasa syukurnya, Allah kembali memberinya pekerjaan tetap dalam waktu dekat. Kali ini dia bekerja sebagai guru di sebuah sekolah internasional, sebagai guru Bahasa Inggris. Lokasi kerja Haris cukup jauh dari rumahnya. Tapi dia menjalankannya dengan senang dan semangat, karena cocok dengan jiwanya. Dia juga masih bisa menjalankan sholat Isya dan Subuh berjamaah di masjid.
Haris mulai merasakan inilah yang dimaksud Allah lewat sabda Nabi tadi. Banyak manfaat yang terkandung di dalam sholat Isya dan Subuh berjamaah di masjid: Bagi Haris, mendapat royalti pahala karena mengajarkan ilmu-ilmunya adalah suatu balasan dari Allah yang sangat baik.
Meskipun bekerja dengan senang hati dan penuh semangat, tidak berarti Haris tidak pernah kelelahan. Karena lokasinya yang jauh, setiap kali pulang kerja Haris lagi-lagi selalu mengantuk di motor. Sudah lebih dari tiga kali dia hampir mengalami kecelakaan motor.

"Dan (dirikanlah pula solat Subuh). Sesungguhnya solat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)". (QS Al Isra: 78 ).
Dia bercerita, kala itu, karena tertidur di motor, dia hampir menabrak pembatas antara jalan raya biasa dan jalur mau masuk ke tol. Beruntung Allah mengirimkan malaikat-Nya untuk membelokkan motornya ke jalan yang benar. Di waktu lain, dia juga pernah mengendarai motor sambil tidur dan mengarahkan motornya ke arah yang berlawanan. Untung kendaraan yang berlawanan tidak menabraknya dan Allah segera membangunkannya.

“… Dan seseorang yang berangkat ke masjid, dia akan selalu berada dalam jaminan Allah sehingga Dia mewafatkannya lalu memasukannya ke surga atau menyerahkan kepadanya pahala dan ghanimah yang diperolehnya. …” (Shahih Sunan Abi Dawud, II/473)

Kisah lainnya yang masih dia ingat adalah ketika dia tidak mengantuk, tapi dia malah ditabrak dari samping oleh pengendara motor yang arogan. Allah menjamin keselamatannya karena Haris melakukan sholat Subuh berjamaah di masjid pada hari itu. Dia tidak terjatuh sedikit pun melainkan penabraknya yang luka-luka.

Dari Jundab bin Abdullah ra., dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengerjakan sholat subuh, maka dia akan selalu berada dalam jaminan Allah." (Syarhu an-Nawawi 'alaa Shahih Muslim, V/164).

Sekarang Haris sudah menjadi Wakil Kepala Sekolah di tempatnya bekerja. Saat Haris ditawarkan posisi menjadi Wakil Kepala Sekolah, umur Haris saat itu baru 24 tahun dan dia baru bekerja di situ dua tahun! Maha Besar Allah lagi Maha Penyayang.

Mari kita semua berdoa agar diberi hidayah oleh-Nya, diberi rizki dari-Nya, diberi kemudahan untuk melangkahkan kaki ke masjid, dan bisa mengajak orang lain untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Nabi Nuh tidak mampu memberikan petunjuk kepada putranya, Kan’am; Ibrahim tidak kuasa memberikan hidayah dalam hati ayahnya; dan Rasulullah tidak sanggup memberikan hidayah kepada pamannya, Abu Thalib.

Maka tugas kita semua adalah memohon petunjuk kepada Allah.
Dia berfirman, “Maka mintalah hidayah kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.”

Siapa saja yang meminta hidayah kepada Allah, Dia akan memberinya hidayah. Hidayah ini meliputi hidayah ilmu dan hidayah taufik.

Berapa banyak waktu terbuang untuk bermain di depan komputer? Sedangkan kita sulit sekali meluangkan waktu beberapa menit saja untuk melangkahkan kaki ke masjid padahal melangkahkan kaki ke masjid satu langkahnya menghapus dosa dan langkah lainnya mengangkat derajat.

“Tidaklah seseorang bersuci lalu dia melakukannya dengan sebaik-baiknya kemudian dia berangkat menuju ke salah satu masjid melainkan Allah telah menetapkan baginya kebaikan bagi setiap langkah yang diayunkannya, dengannya Dia akan meninggikan dirinya satu derajat, serta menghapuskan darinya satu kesalahan…” (HR. Muslim, nomor 654)

Silakan dicopy-paste atau disebarluaskan. Mari kita buat artikel menginspirasi ini membuat orang-orang tergerak hatinya dan banyak orang mau sholat berjamaah di masjid.

Sumber:
http://indonesian.iloveallaah.com/kisah-nyata-selalu-lolos-dari-kecelakaan-derajatnya-ditinggikan-allah/

06 November 2010

Hikmah Di Balik "Wedhus Gembel"


Bencana datang silih berganti. Berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor  hingga letusan gunung berapi. Bila dipandang dari sisi geologi, Indonesia memang merupakan negara yang rawan akan bencana. Menurut data, ada Sekitar 282 kabupaten di Indonesia atau setara dengan 2/3 wilayah Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana alam.

Negri ini dilingkupi oleh cincin api atau ring of fire yang ditandai dengan adanya rangkaian pegunungan yang membentang dari Sumatera hingga kebagian timur, yakni Nusa Tenggara Timur dan Maluku, sebuah jalur rangkaian gunung api aktif di dunia.

Secara histografi, Indonesia merupakan wilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Negri ini dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu jika lempeng ini bergeser patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antar lempeng tektonik dapat menghasilkan tsunami, sebagaimana terjadi di Aceh dan Mentawai.

Akhir-akhir ini terjadi beberapa bencana yang menimpa saudara-saudara kita. Di Wasior, banjir bandang menelan banyak korban jiwa dan menghanyutkan rumah-rumah penduduk. Diikuti dengan musibah tsunami di Mentawai. Kemudian disusul meletusnya gunung merapi di Jawa Tengah. “Wedhus gembel” mengamuk, menerjang serta memanggang beberapa wilayah di kabupaten Sleman, Boyolali dan Magelang.

Pertanyaannya, apakah semua ini hanyalah sebuah fenomena alam semata yang dikarenakan letak wilayah Indonesia yang rawan terjadi bencana? Tentu saja tidak. Semua itu adalah atas kehendak Allah (Al-Jabbar). Meskipun secara geografis menjadi wilayah rawan bencana, jika Allah tidak berkehendak, maka bencana alam takkan mungkin terjadi. Dia-lah yang menguasai langit dan bumi beserta isinya. Dzat yang mengatur atau memerintah segala makhluk ciptaan-Nya sesuai dengan kehendak dan iradah-Nya.

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. al-Hadid  : 22)

Ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dan betapa kecilnya manusia.  Betapa kuasanya Allah atas segala sesuatu. Maka kita harus berusaha untuk mengambil hikmahnya. Mengevaluasi atas apa yang telah dilakukan selama ini.

Adzab, cobaan atau peringatan 

Bencana yang menimpa negri muslim terbesar di dunia ini merupakan bisa berupa adzab, cobaan atau peringatan dari Allah swt. Hal ini dikarenakan oleh ulah tangan-tangan manusia itu sendiri yang telah melanggar tuntunan Allah swt. Menyekutukan Allah, tidak mau sholat, tidak mau zakat, homo seksual, dll. Lebih-lebih yang merupakan kemungkaran terbesar yakni ketika negri ini mencampakkan hukum-hukum Allah swt (syariah Islam) dan memilih kukum sekuler buatan manusia.

Sebagaimana kata Allah: Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. al-Ankabut : 40)

Musibah adalah cobaan bagi orang-orang yang beriman sekaligus penebus kesalahan yang pernah dilakukan.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (seusngguhnya kami milik Allah dan sesunnguhnya kami sedang menuju kemabali kepada-Nya) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah : 155 -157)

Abu Hurairah r.a. berkata: "Ketika turun ayat 'man ya'mal suuan yujza bihi' (Siapa yang berbuat kesalahan akan mendapat balasannya (QS . An-Nisa: 123), kaum muslimin kelihatan dalam keadaan susah. Rasulullah Saw bersabda kepada mereka; 'Bidiklah dan dekat-dekatkan sasaran. Sesungguhnya dalam setiap musibah yang menimpa orang Islam, ada kaffarah sampai pun duri yang mengenainya dan kecelakaan yang menimpanya”. (HR. Muslim, at-Turmudzi, dan an-Nasai)

Kembali ke syariah-Nya 

Semoga semua bencana ini dikarenakan Allah (Ar-Rahim) masih menyayangi kita. Ibarat orang tua yang masih menyayangi anaknya, sudah semestinya ia akan selalu memperingatkan dan memberikan teguran kepada buah hatinya yang nakal, entah dengan jeweran atau apapun itu. Semoga Allah menampuni kita, dan semoga negri ini segera sadar untuk meninggalkan hukum-hukum kufur kemudian menggantinya dengan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Negara khilafah, niscaya Indonesia mendapat berkah. Amin.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf  : 96 – 99). 
Wallahu a'lam bi ash-shawab.

 By: Ali Mustofa
Disunting kembali oleh : Rudy Indrasakti
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...