04 Agustus 2009

MARAH ADALAH SIFAT YANG JELEK

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhundri r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Marah itu bara api maka siapa yang merasakan demikian, jika ia sedang berdiri makan hendaklah duduk, bila ia sedang duduk hendaklah berbaring."
 
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhundri r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Awasilah kamu dari marah-marah, kerana marah itu berarti menyalakan api dalam hati anak Adam, tidakkah kamu melihat seseorang yang marah itu merah matanya dan tegang urat-urat lehernya, kerana itu bila seseorang merasakan yang demikian hendaklah berbaring dan meletakkan badannya ditanah."

  Sesungguhnya ada diantara kamu orang yang lekas marah tetapi juga lekas reda, maka ini seimbang dan ada yang lambat marah dan lambat sembuh (reda), ini juga seimbang, dan sebaik-baik kamu lambat marah dan cepat reda. dan sejahat-jahat kamu yang cepat marah dan lambat sembuhnya."

  Abu Umamah Albahili r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang dapat menahan marah padahal ia dapat (kuasa) untuk melepaskan marahnya itu, tetapi tidak dilepaskan bahkan tetap ditahan/disabarkan, maka Allah s.w.t. mengisi hatinya dengan keridhoan pada hari kiamat."

  Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang tidak mempunyai tiga sifat, tidak dapat merasa manisnya iman yaitu:

• Kesabaran untuk menolak kebodohan orang yang bodoh 
• Warak yang dapat mencegah dari yang haram 
• dan akhlak untuk bergaul dengan manusia (dan akhlak untuk masyarakat)

  Abul Laits berkata: "Seharusnya seorang mukmin bersifat sabar, tenang sebab itu termasuk sifat orang muttaqin yang dipuji oleh Allah s.w.t".

  Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi: "Walaman shobara waghafara inna dzailika lamin azmilumur." (Yang bermaksud): "Dan siapa yang sabar dan memaafkan maka itu termasuk seutama-utamanya sesuatu."

  Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Wala tastawil hasanatu walas sayyi'atu idfa billati hiya ahsan fa idzalladzi bainaka wa bainahu adaa watun ka'annahu waliyyun hamim." (Yang bermaksud): "Dan tidak dapat disamakan kebaikan dengan kejahatan, tolaklah segala sesuatu itu dengan cara yang baik, tiba-tiba seorang yang musuh denganmu dapat berubah menjadi kawan yang akrab."

  Juga Allah s.w.t. memuji Nabi Ibrahim a.s. dialam ayat (Yang berbunyi): "Inna Ibrahim lahalimun awwahun mubin." (Yang bermaksud): "Ssesungguhnya Ibrahim seorang yang sabar, selalu mengingati dosa dan kesalahan dirinya dan bertaubat."

  Juga Allah s.w.t. berfirman didalam ayat (Yang berbunyi): "Fasbir kama shobaro ulul azmi minarrusuli." (Yang bermaksud): "Maka sabarlah sebagaimana kesabaran orang-orang yang bersemangat besar dari para rasul sebelummu."

  Wabh bin Munabbih berkata: "Ada seorang ahli ibadat Bani Israil akan disesatkan oleh syaitan laknatullah tetapi tidak dapat, maka pada suatu hari ia keluar untuk suatu hajat kepentingan, maka diikuti oelh syaitan laknatullah kalau-kalau ia mendapat kesempatan, maka syaitan laknatullah berusaha dari ayahwat dan marahnya juga tidak dapat, maka diusahakan dari ketakutannya, maka dibayangkan kepadanya seolah-olah akan dijatuhi batu bukit yang besar, tetapi ia selalu berdzikir kepada Allah s.w.t. sehingga terhindar, dan adakalanya semua itu tidak dihiraukan, dan adakalanya berupa ular yang melingkar dikakinya ketika sembahyang dan merambat kebadan sehingga keatas kepalanya, kemudian ditempat sujudnya, manakala akan sujud ular itu akan membuka mulutnya seakan-akan akan menelan kepalanya, maka ia hanya menyingkirkan dengan tangannya sampai dapat bersujud.
Dan ketika selesai sembahyang, syaitan laknatullah datang kepadanya dan berkata:
"Saya sudah  usaha untuk menyesatkan kamu tetapi tidak dapat, dan kini saya akan berkawan saja kepadamu."
Jawabnya: " Sedang pada saat engkau menakuti aku, alhamdulillah saya tidak takut, demikian pula sekarang saya tidak ingin bersahabat dengan engkau.".
Lalu syaitan laknatullah itu berkata:
"Apakah tidak tahu bagaimana keadaan keluargamu sepeninggalanmu?"
jawabnya: "Saya telah mati sebelum mereka."
"Lalu apakah kamu tidak tanya kepadaku bagaimana aku dapat menyesatkan anak Adam?: Tanya syaitan laknatullah itu.
Jawab orang alim itu: "Baiklah, bagaimana kamu menyesatkan anak Adam?"
Syaitan laknatullah menjawab: "Dengan tiga macam iaitu:

• Bakhil (kikir) 
• Marah 
• dan mabuk

Sebab manusia jika bakhil kami bayangkan kepadanya bahwa hartanya sangat sedikit sehingga ia sayang untuk mengeluarkan untuk kewajipan-kewajipannya, dan bila ia pemarah, maka kami permainkan ia sebagai anak kecil mempermainkan bola, meskipun ia dapat menghidupkan orang mati dengan doanya, kami tetap tidak patah harapan untuk dapat menyesatkannya, sebab ia membangun dan kami yang merobohkan dengan satu khalimat sahaja. Demikian pula jika seseorang telah mabuk, maka kami tuntun dengan mudah kepada segala kejahatan sebagaimana kambing dituntun sesuka kami." Disini syaitan laknatullah telah menyatakan baawa orang yang marah jatuh ketangan syaitan laknatullah bagaikan bola ditangan anak-anak kecil, kerana itu seseorang harus sabar supaya tidak jatuh dalam tawanan syaitan laknatullah dan tidak sampai gugur dalam perbuatannya."

  Iblis laknatullah datang kepada Nabi Musa a.s. dan berkata: "Engkaulah yang dipilih Allah s.w.t. untuk risalah dan langsung berkata-kata kepadamu, sedang aku seorang makhluk biasa, yang ingin juga bertaubat kepada Tuhan, maka tolonglah aku semoga dapat diterima taubatku." Maka Nabi Musa a.s. merasa gembira lalu ia wuduk dan sembahyang kemudian ia berdoa: "Ya Tuhan, iblis (laknatullah) seorang makhlukMu, ia akan bertaubat, maka terimalah taubatnya." Maka turun wahyu kepada Nabi Musa a.s.: "Ya Musa, dia tidak akan bertaubat." jawab Nabi Musa a.s.: "Ya Tuhan, dia minta taubat." Maka turun wahyu kepada Nabi Musa a.s.: "Aku telah menerima permintaamu Musa, maka suruhlah ia sujud kepada kubur Adam, maka Aku akan menerima taubatnya." Nabi Musa a.s.sangat gembira dan menyampaikan suara wahyu itu kepada Iblis laknatullah, tiba-tiba iblis laknatullah itu marah dan sombong serta berkata: "Saya tidak sujud kepadanya dimasa hidupnya, bagaimana akan sujud sesudah matinya?" Lalu iblis laknatullah berkata: "Hai Musa, kerana engkau telah menolong aku kepada Tuhan, maka kini engkau berhak mendapat hadiah daripadaku, maka saya pesan kepadamu tiga macam yaitu:

• Ingatlah kepadaku ketika marah, sebab aku didalam tubuhmu mengikuti saluran darah 
• Ingatlah kepadaku ketika menghadapi musuh didalam perang sebab aku datang kepada anak Adam mengingatkan kepadanya keadaan isteri dan anak keluarganya dan hartanya sehingga ia lari kebelakang 
• Awas, jangan duduk sendirian dengan wanita yang bukan muhrim sebab aku sebagai utusannya kepadamu dan utusanku kepadanya 

  Luqman Alhakiem berkata kepada anak lelakinya: "Hai anak, tiga macam yang tidak diketahui kecuali pada tiga macam yaitu:

Orang yang sabar tidak diketahui kecuali ketika marah 
Orang yang berani tidak diketahui kecuali ketika perang 
Saudara tidak diketahui kecuali ketika berhajat (berkepentingan
  Tiga macam dari akhlak pada orang yang baik budi yaitu:

Memaafkan orang yang zalim kepadamu 
Memberi kepada orang yang bakhil kepadamu 
Membantu orang yang bersalah kepadamu

  Nabi Muhammad s.a.w. bertanya kepada Jibril tentang tafsir ayat (Yang berbunyi): "Khudzil afwa wa'mur bil urfi wa'aridh anil jahilin?." Jawab Jibril: "Aku akan bertanya kepada Allah s.w.t." dan Jibril berkata: "Ya Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. menyuruhmu menghubungi kerabat yang memutuskan hubungan padamu dan memberi pada orang yang bakil kepadamu dan memaafkan orang yang aniaya kepadamu." 

  Ibn Ajlan dari Said Almagburi dari Abuhurairah r.a. berkata: "Ada seorang memaki Abu Bakar Assisiq r.a. sedang Nabi Muhammad s.a.w. duduk, maka Nabi Muhammad s.a.w. diam. Abu bakar menjawab, maka segera Nabi Muhammad s.a.w. bangun dari temaptnya, maka dikejar oleh Abu Bakar sambil berkata: "Ya Rasulullah, dia maki-maki saya dan engkau diam, ketika saya jawab, tiba-tiba engkau bangun pergi?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ssesungguhnya Malaikat telah mengembalikan semua makian orang itu kepadanya ketika engkau diam dan ketika engkau menjawab makian, maka pergilah Malaikat itu dan duduk syaitan laknatullah, maka saya tidak suka duduk ditempat duduk bersama syaitan laknatullah." Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiga macam  hak yaitu: 

• Tiada seorang yang dianiaya lalu memaafkannya kerana mengharap keridhoan Allah s.w.t. melainkan pasti ditambah kemuliaan oleh Allah s.w.t. 
• Tiada seorang yang membuka jalan meminta-minta kerana ingin bertambah kekayaan melainkan ditambah kekurangannya (kemiskinan) oleh Allah s.w.t. 
• Tiada seorang yang memberi sesuatu ikhlas kerana Allah s.w.t. melainkan ditambah banyak oleh Allah s.w.t.  

  Hai Bani Israil, semua urusan itu hanya terbahagi tiga yaitu: 

•  Urusan yang nyata baiknya maka ikutilah 
•  Urusan yang nyata sesatnya maka tinggalkanlah 
• Urusan yang masih ragu kembalilah kepada Allah s.w.t. dan Rasulullah (Al-Quran dan      sunnaturasul)  
  
  Seorang cendikiawan berkata: "Zuhud (tidak rakus) didunia ini kerana empat iaitu:
• Percaya benar pada janji Allah s.w.t. didunia dan diakhirat 
• Harus menganggap puji dan makian orang-orang itu sama sahaja (tidak merasa besar kerana dipuji dan tidak merasa rendah kerana dihina orang) 
• Ikhlas dalam amal perbuatanmu 
• Memaafkan orang yang aniaya padanya dan tidak marah-marah kepada budak sahayanya dan menjadi tenang sabar 

  Abu Darda r.a. berkata: "Seorang berkata kepadanya: "Ajarkan kepadaku beberapa kalimah yang berguna bagiku." Abu Darda berkata: "Saya berwasiat kepadamu beberapa kalimah, siapa yang mengamalkan maka ia mendapat darjat yang tinggi sebagai pahalanya iaitu:

Jangan makan kecuali yang halal 
Anggaplah dirimu dari golongan yang mati 
Serahkan dirimu kepada Allah s.w.t, maka siapa yang maki atau mengganggu kepadamu maka katakan: "Kehormatanku telah aku serahkan kepada Allah s.w.t." 
Jika engkau berbuat kesalahan atau dosa maka segera minta ampun kepada Allah s.w.t. 
  Abul Laits berkata: "Pergunakanlah sabar ketika marah dan hindarkan kamu dari keburukan ketika marah kerana keburukan dalam marah itu mengakibatkan tiga macam iaitu:

• Menyesal diri 
• Tercela oleh orang-orang 
• Siksa dari Allah s.w.t. 

  Sebab sabar itu memang pahit pada mulanya tetapi manis pada akhirnya, sebagaimana kata pujangga: "Alhilmu awwalahu murrun madzaqatuhu, laakin akhiruhu ahla minal asali ashshabru kashshabiri murrun fi madzaqatihi laakin awaqibuhu ahla minal asali." (Yang bermaksud): "Sabar itu pada mulanya pahit rasanya tetapi akibatnya lebih manis dari madu. Sabar itu bagaikan jadam pahit rasanya tetapi akibatnya lebih manis dari madu."
Dirilis kembali oleh Rudy Indrasakti



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...