26 Juni 2009

ISLAM DAN UMAT TERDAHULU

Alhamdulillah ibadah yang dilakukan umat islam semua ada dasarnya, ada perintahnya dan bahkan ibadah yang dilakukan telah dilakukan pula oleh umat-umat terdahulu, baik itu shalat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya.

 Ayat yang terkenal dalam Al-Qur’an yang menerangkan bahwa ibadah dalam islam telah dilakukan oleh umat terdahulu adalah ayat mengenai puasa yang tersebut dalam surat Al-Baqarah 183, yang artinya Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Kalimat “ALAALLADZINA MIN QOBLIKUM” membuktikan bahwa orang-orang terdahulu telah diperintahkan juga untuk berpuasa, sebagaimana yang diperintahkan terhadap umat islam sampai sekarang.

Begitu pula dengan perintah shalat dan zakat telah diperintahkan juga kepada umat terdahulu semenjak jamannya Nabi Ibrahim sampai kepada kita umatnya Nabi Muhammad SAW. Perintah shalat di dalam Al-Qur’an sering beriringan dengan perintah zakat, atau bisa dikatakan shalat adalah pasangannya zakat, karena Allah menciptakan alam semesta ini selalu berpasangan (baca surat yaasiin 36), ada langit dan bumi, ada malam dan siang, ada laki-laki dan wanita, dan lain sebagainya. Ayat yang terkenal dalam Al-Qur’an mengenai perintah shalat adalah Al-Baqarah 43, yang artinya Dirikanlah shalat tunaikanlah zakat

Resume artikel oleh Rudy Indrasakti


Mengendalikan Emosi

Emosi dan perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan yang memuncak dan musibah yang berat. 

Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, 

“Sesungguhnya aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi tercela: keluhan tatkala mendapat nikmat dan umpatan tatkala mendapat musibah.” 

Dan, Allah berfirman,

{(Kami jelaskan itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.} (QS. Al-Hadit:23)
 
Maka dari itulah, Rasulullah bersabda, 

“Sesungguhnya kesabaran itu ada pada benturan yang pertama.”
 

Barang siapa mampu mengusai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Karena itu pula, ia akan memperoleh kebahagian dan kenikmatan dikarenakan keberhasilannya mengalahkan nafsu. Allah s.w.t. menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang senang bergembira dan berbangga diri. 

Namun, menurut Allah, ketika ditimpa kesusahan manusia mudah berkeluh kesah, dan ketika mendapat kebaikan manusia sangat kikir. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya. Itu karena merekalah orang-orang yang mampu berdiri seimbang di antara gelombang kesedihan yang keras dengan dan luapan kegembiraan yang tinggi. Dan mereka itulah yang akan senantiasa bersyukur tatkala mendapat kesenangan dan bersabar tatkala berada dalam kesusahan.
 
Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, dan meresahkan diri sendiri. Sebab, ketika marah, misalnya, maka kemarahannya akan meluap dan sulit dikendalikan. Dan itu akan membuat seluruh tubuhnya gemetar, mudah memaki siapa saja, seluruh isi hatinya tertumpah ruah, nafasnya tersengal-sengal, dan ia akan cenderung bertindak sekehendak nafsunya. Adapun saat mengalami kegembiraan, ia menikmatinya secara berlebihan, mudah lupa diri, dan tak ingat lagi siapa dirinya.

Resume artikel oleh Rudy Indrasakti


11 Juni 2009

Ahli Ikhtiar

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

Seorang hamba ahli ikhtiar haruslah berjiwa profesional dalam bidang apa pun yang dijalaninya. Kehidupannya pantang menjadi benalu dan selalu berusaha memberikan bukti daripada hanya mengobral janji. Kemampuannya diberdayakan secara optimal dengan seluruh daya upayanya dalam berikhtiar di jalan yang diridhai Allah, sehingga diharapkan menjadi manusia unggul yang selalu berkarya dengan diringi amar ma'ruf dan nahi munkar. Berikut ini adalah sebagian dari ciri khas seorang hamba ahli ikhtiar.

a. Disiplin tinggi
Seorang hamba ahli ikhtiar dipastikan memiliki kepribadian yang berdisiplin tinggi dalam segala aspek positif. Dia sangat berdisiplin dalam ibadah, disiplin dalam waktu, disiplin dalam ketertiban, disiplin dalam menjalankan peraturan dan tugas serta dalam hal-hal lainnya yang positif.

b. Andal
Seorang hamba ahli ikhtiar benar-benar dapat dipercaya dan diandalkan dalam menjalankan tugas, perintah atau amanah, dan sangat diyakini akan melaksanakannya dengan optimal, maksimal dan bertanggung jawab penuh.

c. Prestatif
Seorang hamba ahli ikhtiar dalam melakukan apa pun selalu memiliki naluri senang, bahagia, dan puas melakukan yang terbaik, tidak mengenal setengah-setengah, tidak pula puas dengan yang sembilan puluh persen, atau mogok di tengah jalan. Sekali lagi nikmati segala sesuatu dengan menyempurnakan apa yang mampu dilakukan, inilah prestasi.

d. Kreatif dan inovatif
Seorang hamba ahli ikhtiar selalu penuh inisiatif dan berkemampuan kreatif serta selalu berupaya maksimal menemukan hal-hal terbaru yang jauh lebih baik dan lebih manfaat. Rasulullah telah mengisyaratkannya bahwa, "Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang-orang yang merugi" (H.R. Dailami).

e. Pekerja keras yang efektif dan efisien
Seorang hamba ahli ikhtiar dalam etos kerjanya selalu penuh semangat menggebu dan menggelora naluri berbuat dan berkarya. Sama sekali tidak kenal malas dan lelah, sehingga semuanya ada dalam kendali emosi dan pikiran serta perhitungan yang tepat sehingga tindakannya sekecil apa pun selalu diupayakan bernilai manfaat yang tinggi dan luas serta sangat terhindar dari aneka bentuk kesia-siaan.

f. Tekun, gigih, dan ulet
Seorang hamba ahli ikhtiar memiliki kebiasaan dan daya tahan yang luar biasa dalam menghadapi aneka kesulitan, tantangan, kebosanan, hambatan, serta tidak mengenal putus asa dan menyerah sampai titik keringat penghabisan. Dia bagai buldozer yang terus merangsek memindahkan bukit-biukit terjal membatu. Sungguh, mentalnya adalah mental baja, pantang menyerah, pantang mengeluh dalam menghadapi kesulitan apapun.

g. Gesit, sigap, tangkas, dan terampil
Seorang hamba ahli ikhtiar memiliki kondisi fisik yang terlatih dengan baik sehingga memiliki sikap dan gerakan tubuh terbiasa ringan, tangkas, sigap, gesit terlatih dan terampil. Hal ini muncul buah dari sikap yang selalu dilatih. Maka sama sekali tidak ada kebiasaan lamban, malas, lesu, loyo, dan lemah. Dia sangat menjaga harga diri dan kehormatannya sebagai Muslim. Maka, ia pantang menjadi beban bagi orang lain dengan sengaja. Kalaupun menjadi beban, niscaya ia akan berjuang mati-matian untuk membalas dengan meringankan dalam bentuk yang dia mampu.

h. Teliti, hemat, dan cermat
Seorang hamba ahli ikhtiar memiliki tingkat kepekaan yang tinggi sehingga sangat berhati-hati dalam menjalankan tugas, teliti, cermat, dan akurat dalam segala hal. Termasuk dalam penggunaan sumber daya dalam bentuk apa pun sangat diperhitungkan dengan hemat, cermat, padat, dan manfaat. D

i. Mampu mandiri dan mampu bekerja sama
Seorang hamba ahli ikhtiar memiliki kemampuan untuk mandiri dalam berkarya ataupun dalam melaksanakan tugas. Namun demikian ia terlatih pula untuk bekerja sama dengan baik dalam satu tim kerja yang solid. Kunci semua ini sebenarnya ada pada usaha sadar kita untuk selalu terus belajar, melatih diri, mengembangkan kemampuan, wawasan, dan keterampilan kita secara terus-menerus, sistematis, dan berkesinambungan, sehingga selalu memiliki kesiapan yang memadai untuk hidup mandiri ataupun bekerjasama secara efektif.

j. Mampu memimpin dan dipimpin
Seorang hamba ahli ikhtiar memiliki tingkat keilmuan dan keterampilan yang mumpuni di bidangnya. Dia pun memiliki kemampuan memimpin dirinya sendiri maupun memimpin sebuah kelompok secara efektif. Di samping itu ia juga memiliki kemampuan untuk dipimpin. Kadangkala seseorang itu hanya mampu memimpin saja tanpa mampu untuk dipimpin, atau sebaliknya ada pula yang hanya bisa dipimpin dan tidak mampu untuk memimpin. Tidak demikian halnya dengan seorang hamba ahli ikhtiar, ia mampu memimpin dan dipimpin secara efektif. Hal ini adalah buah dari tingkat keilmuan dan wawasan serta pengalamannya yang melimpah.

k. Selalu menjaga kode etik bekerja
Seorang hamba ahli ikhtiar berusaha sangat mengenal kode etik bekerja dengan baik dan menjalankannya dengan benar dan konsekuen. Ia patuhi semua aturan dan tata tertib tempat di mana ia bekerja. Hal ini adalah buah dari profesionalisme dan komitmennya yang begitu mendalam terhadap lembaga tempat ia bekerja dan berjuang.

l. Mampu meminimalisasi kesalahan
Seorang hamba ahli ikhtiar sangat khas dikenal sebagai seorang yang sangat mampu meminimalisasa kesalahan yang dilakukannya. Tidak ceroboh apalagi berulang-ulang berbuat kesalahan. Oleh karena itu, jangan bersikap tergesa-gesa atau kurang perhitungan, lebih baik menyediakan waktu cukup untuk persiapan dan sukses dalam pelaksanaan. Daripada tergesa-gesa dan banyak melakukan kesalahan.

Subhanallah, mudah-mudahan kegigihan kita berjuang untuk menjadi seorang hamba ahli ikhtiar akan menjadikan kita seorang hamba yang bertakwa di hadapan-Nya. Tujuan akhir dari semua ini adalah menjadikan Allah SWT sebagai tumpuan harapan, kerinduan, dan pertolongan.

Wallahu a'lam.

09 Juni 2009

INILAH ISLAM

Adakah kita temukan penjelasan tentang alam semesta nan luas ini? Adakah penjelasan tentang rahasia di batik keberadaannya? Kita menyadari bahwa tidak ada keluarga yang dapat hidup bahagia tanpa kepala keluarga, dan tidak ada negara yang biaa berjalan tanpa seorang pemimpin. Kita menyadari bahwa tidak ada yang biaa muncul menjadi ada dengan sendirinya.


Lebih dari itu, kita melihat keberadaan alam semesta ini, berfungsi penuh keteraturan dan keseimbangan, Berta alam semesta ini telah ada sejak milyaran tahun yang silam. Dapatkah kita mengatakan bahwa ini semua terjadi secara kebetulan dan tanpa kesengajaan? Dapatkah kita menganggap keberadaan manusia dan seluruh alam semesta hanyalah suatu kebetulan? Manusia hanyalah bagian terkecil dari alam semesta nan luas ini, dan jika manusia mampu merancang sesuatu, maka keberadaannya dan keberadaan alam semesta sudah pasti melalui suatu rancangan pula.


Hal ini berarti bahwa ada Perancang yang sempurna di batik keberadaan mated, dan terdapat suatu kekuatan luar biasa yang mengadakan dan mengharuskan mereka bergerak secara teratur. Di alam semesta yang menawan ini, seharusnya ada Maha Pencipta, dimana alam semesta merupakan karya Beni ciptaan yang menawan dan kesemuanya diciptakan untuk suatu tujuan tertentu dalam kehidupan ini.


Manusia yang diberi akal menyadari akan keberadaan Sang Pencipta, menyebutnya Allah. Dia bukanlah manusia, karena tidak ada manusia yang dapat menciptakan seorang manusia. Dia bukanlah makhluk seperti ciptaan-Nya, dan Dia bukanlah suatu berhala atau patung, karena benda­benda tersebut tidak memiliki kekuatan sedikit pun untuk menciptakan dirinya, apalagi benda-benda di alam. Dia berbeda sama sekali dengan semua hasil ciptaan-Nya, Dia adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu, dan Dia jauh berbeda dan lebih hebat daripada hasil ciptaan-Nya.


Banyak cara untuk mengenali Allah, dan banyak penjelasan yang diungkapkan mengenai diri-Nya. Berbagai keajaiban dan kehebatan yang terdapat di alam merupakan bukti nyata akan keberadaan-Nya. Selain itu, kita dapat mengenali-Nya melalui para utusan-Nya dan wahyu yang diturunkan-Nya kepada kita, umat manusia. sebagaimana para Nabi dan Rasul melalui wahyu yang dibawanya, telah menjelaskan kepada kita yang memungkinkan kite dapat mengenali Sang Pencipta.


Islam telah menerima sepenuhnya semua pengajaran dan petunjuk Sang Pencipta yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Islam menekankan beriman kepada keesaan dan kekuasaan Allah yang mengharuskan manusia menyadari arti keberadaan alam semesta ini serta arti keberadaan dirinya di alam dunia ini. Keimanan ini, mampu membebaskan manusia dari semua ketakutan dan kepercayaan sesat karena Islam menyadarkan setiap individu akan keberadaan Allah Yang Mahakuasa dan tang­gung jawab mereka kepada-Nya.


Keimanan ini harus diuji dan diwujudkan dalam bentuk usaha, karena beriman Baja tidaklah cukup. Keimanan kepada Allah menuntut kita melihat sesame insan menjadi satu keluarga besar di bawah naungan serta lindungan Sang Pencipta Yang Maha Pemelihara.


Islam bukanlah sebuah agama baru. Akan tetapi, Islam adalah ajaran dan petunjuk yang lurus sebagaimana diwahyukan kepada para nabi dan rasul-Nya, sebagaimana diwahyukan kepada nabi Adam, Idris, Nuh, Ibrahim, Ishak, Daud, Musa, Isa Almasih, dan kepada nabi terakhir Muhammad. Meskipun demikian, ajaran yang diwahyukan kepada nabi Muhammad adalah ajaran Islam yang lengkap, sempurna, dan terakhir.


Di siai lain, AI-Qur'an yang merupakan sumber rujukan dan ajaran Islam adalah wahyu dari Allah. Di dalamnya beriaikan tentang dasar keimanan, moral, sejarah kemanusiaan, penyembahan kepada Allah, ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, hubungan manusia dengan Allah, dan segala aspek kehidupan manusia. Didalamnya terkandung puler ajaran-ajaran yang lengkap yang biasa dijadikan rujukan untuk membina siatem kehidupan yang lebih baik, adil dari segi sosial, ekonomi, politik, hukum, dan hubungan antara sesama manusia dan bangsa. Semua ini adalah inti ajaran Al-Qur'an. Sedangkan, Hadits merupakan perkataan dan perbuatan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang telah dikumpulkan oleh para sahabat Beliau, yang beriaikan keterangan dan penjelasan rinci dari Al-Qur'an.


Di bawah ini merupakan inti keimanan dan keislaman seseorang dalam agama Islam, sebagaimana berikut :


  1. Percaya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa, Abadi, Maha Pemurah, Maha Kuasa, Maha Tinggi dan Maha Pengampun, Pencipta dan Pemberi Rezki, Dia tidak mengantuk dan tidak tidur serta Dia berbeda dengan mahluk ciptaan-Nya.
  2. Percaya kepada para Nabi dan Rasul-Nya, tanpa membedakan satu sama lain. Mereka merupakan hamba-hamba pilihan dari Allah untuk memberikan pengajaran dan pesan suci dari-Nya kepada umat manusia. Sebagaimana sebagian dari mereka dinyatakan di dalam Al-Qur'an, dan Muhammad Shallallahu Alalhi wa Sallam merupakan Nabi dan Rasul terakhir sekaligus menyempurnakan ajaran sebelumnya.
  3. Percaya kepada I(itab-kitab-Nya (Taurat, Zabur, Injil dan kitab terakhir Al-Qur'an), menerimanya sebagai Kitab petunjuk yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia. Di dalam Al-Qur'an, terdapat keterangan yang jelas tentang kisah nabi Ibrahim, Musa, Daud dan Isa ‘allaihisalam. Sebagaimana kitab­kitab terdahulu sudah hilang atau dirusak, bahkan sebahagian dari umat manusia menulia kitab palsu dan menyatakan bahwa Kitab tersebut merupakan firman Tuhan. Satu-satunya Kitab Allah yang pal­ing sempurna adalah AI-Qur'an, yang hingga kini masih terpelihara keasliannya yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alailhi wa Sallam secara murni dan lengkap.
  4. Percaya kepada para Malaikat-Nya, meyakini mereka secara spiritual dan merupakan mahluk yang paling baik yang tidak membutuhkan makanan, minuman atau tidur. Mereka memiliki tugas tertentu dan mereka senantiasa beribadah kepada Allah siang dan malam. Mereka bekerja dan bertindak sesuai apa yang diperintahkan Allah kepadanya.
  5. Percaya kepada Hari Kiamat, mengetahui bahwa dunia ini suatu saat akan binasa, semua yang hidup akan coati dan mereka akan diadili serta dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Mereka yang berbuat baik selama hidup di dunia akan diaambut dengan baik dna diberi pahala dan Surga dari Allah sesuai aural kebaikan mereka. Dan bagi mereka yang berbuat dosa selama hidup di dunia akan diberi hukuman dan dimasukkan ke dalam Neraka dan mereka akan diperlakukan secara kasar
  6. Percaya kepada Takdir Baik dan Buruk, sebagaimana Allah telah menentukan setiap ciptaan-Nya menurut kadar dan pengetahuan-Nya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, merencanakan dan melaksanakan sesuai kehendak-Nya dan tak satupun yang dapat melawan ketentuan-Nya. Dia adalah Allah Yang Maha Pemurah dan Bijaksana dan setiap yang Dia perbuat memiliki tujuan dan hikmah didalamnya.

Lima
Rukun Islam (Pengamalan):
  1. Mengucapkan Shahadatain (kesaksian) : untuk memberi kesaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (Pencipta), dan bahwa Muhammad Shallallahu Alalhi wa Sallam adalah Pesuruh-Nya. Semua umat Islam berkewajiban untuk melaksanakan hal tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
  2. Mendirikan shalat: Dimana kewajiban ini dilaksanakan oleh umat Islam 5 kali setiap hari sebagai wujud nyata penyembahan kepada Allah. Mereka yakin kepada Allah dengan sepenuh hati dan mereka diberi ilham dari Allah berupa ketakwaan yang lebih tinggi. Dengan sholat, hati mereka menjadi bersih dan mencegah mereka dari godaan­godaan ke arah yang resat. shalat ini terdiri atas shalat Subuh, Dzhuhur, Ashar, Magrib dan Iaya.
  3. Berpuasa: Umat Islam selama bulan Ramadhan tidak hanya tidak makan, minum, melakukan hubungan seksual dari pagi hingga terbenamnya matahari tapi juga mereka diharuskan menahan dari segala perbuatan jahat, mulai dari niat hingga tindakannya selama berpuasa secara umum dan selama Bulan Puasa Ramadhan pada khususnya. Hal ini akan memberikan didikan rasa cinta, ketulusan, kesabaran Berta keikhlasan.
  4. Mengeluarkan Zakat: Arti dari zakat secara sederhana dan harfiah adalah memurnikan atau mensucikan, sedangkan arti secara teknianya adalah mengeluarkan sebahagian harta milik mereka yang halal setiap tahunnya untuk diberikan kepada fakir miakin dan anak terlantar. Tapi, arti zakat secara rohaniah dan religius memiliki hikmah yang lebih dalam dibandingkan nilai zakat itu sendiri.
  5. Menunaikan Haji ke Baitullah (Mekkah) : kewajiban ini dilakukan sekali seumur hidup bagi mereka yang sanggup menunaikannya, baik secara material maupun secara fiaik dan ini akan menjadi pengalaman iman yang yang paling besar dimana seorang muslim Baling mengenal satu sama lain, tanpa mengenal ras, suku bangsa seperti halnya status kehidupan mereka. Bagaimanapun, setiap orang sama di mata Allah dan demikian pula Haji dapat memperlihatkan persamaan dan persaudaraan bagi umat Islam secara hakiki.


Inilah Islam, jalan kebenaran menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.


resume by Rudy Indrasakti

08 Juni 2009

GAMBAR RENCANA MASJID SABIILUS SALAM












GAMBAR RENCANA MASJID SABIILUS SALAM

by Rudy Indrasakti

KEGIATAN SOSIAL YAYASAN SABIILUS SALAM






















PENYERAHAN BANTUAN SOSIAL KEPADA ANAK YATIM PIATU
PADA ACARA
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

07 Juni 2009

KEGIATAN PENGAJIAN MASJID SABIILUS SALAM















ACARA PENGAJIAN UMUM

DALAM RANGKA MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW

DI MASJID SABIILUS SALAM


06 Juni 2009

KEGIATAN YAYASAN SABIILUS SALAM











































ACARA SUNATAN MASSAL dan PENGOBATAN GRATIS
DALAM RANGKA MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW

GAMBAR INTERIOR MASJID SABIILUS SALAM






















disain by Rudy Indrasakti





INTERIOR MASJID SABIILUS SALAM

disain by Rudy Indrasakti

Bagian dalam masjid Sabiilus Salam merupakan ruang sholat yang bisa menampung -/+ 1.500 jemaah terdiri dari 2 lantai, ruangan dibuat terbuka tanpa pintu dan jendela sehingga menghasilkan sirkulasi udara yang maksimal dan alami.
Disain sederhana dan Islami tampak pada detail dan ornamen bangunan, warna dibuat sedikit netral dengan kombinasi warna yang tidak terlalu menyolok sehingga menghasilkan kesan mewah.
Lantai menggunakan Homogenius tile 60x60 warna krem menambah kesan mewah dan bersih, ukuran 60x60 dipilih karena disesuaikan dengan modul dasar sirkulasi manusia sehingga tidak dibutuhkan garis pemisah shof.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...